Dampak positif dan negatif pemain asing di liga Indonesia?
Bet88 Sports - Sejak tahun 1980an, Galatama atau Liga Sepak bola Utama sudah menggunakan jasa pemain asing meski dengan peraturan yang tidak jelas. Salah satu pemain asing yang paling sukses dan berkualitas adalah Fandi Ahmad bintang asal Singapura yang pernah bermain di Liga Belanda. Fandi bermain untuk Niac Mitra dengan biaya kontrak sekitar Rp.1 miliar rupiah bila disandingkan dengan nilai mata uang saat ini.
Kedatangan pemain asing di Indonesia baru benar-benar masif dengan peraturan yang lebih rapi sejak digulirkannya Liga Indonesia (Ligina) sejak 1994. Indonesia jelas ingin mencontek keberhasilan JFA, asosiasi sepak bola Jepang. Mereka sukses meningkatkan kualitas liga Jepang (J-League) dengan mendatangkan pemain asing berkualitas yang sudah memasuki masa pensiun. J-League menggunakan jasa pemain asing itu untuk memberi pelajaran pada pemain-pemain muda Jepang, dan taktik ini berhasil. Jepang perlahan tapi pasti bisa menjadi salah satu kekuatan sepak bola di Asia, bahkan mulai masuk ke level yang lebih tinggi.
Tapi kenapa setelah 26 tahun Liga Indonesia menggunakan jasa pemain asing, sepak bola Indonesia terasa begitu-begitu saja?
Pastinya ada banyak alasan. Paling jelas adalah bahwa PSSI seperti tidak punya cetak biru yang jelas untuk mengembangkan sepak bola Indonesia. Mereka tampak kebingungan untuk mengatur liga dan pembinaan pemain usia dini. Liga saja formatnya berganti-ganti, bahkan pernah muncul liga tandingan. Pemain usia dini sempat membaik, tapi kemudian ketika sampai di level senior, mereka seperti perlahan menghilang. Belum lagi kalau bicara politik di dalam tubuh PSSI sendiri, pusing tujuh keliling kita sebagai pecinta sepak bola dalam negeri.
Pemain asing jelas memberi dampak positif bagi sebuah klub. Pemain asing yang tepat bisa memberi pelajaran penting untuk pemain lokal, baik itu dari segi taktik maupun kedisiplinan.
Dari beberapa nama pemain asing yang membawa efek positif itu salah satunya adalah Jacksen F. Tiago. Dia termasuk gelombang awal pemain asing di Ligina dan sukses mengangkat nama beberapa klub. Diapun tergolong sukses sebagai pelatih dan menularkan banyak hal positif untuk klub yang menggunakan jasanya.
Jacksen F. Tiago, salah satu pemain asing paling sukses di Indonesia.
Tapi, pemain asing juga membawa efek negatif. Beberapa pemain asing terbukti hanya menang di tampilan saja. Lebih berotot, berkulit putih atau hitam, tapi skill dan kedisiplinan masih kalah dari pemain lokal. Harus diakui kalau ada masa ketika klub-klub Liga Indonesia masih gampang silau dengan status pemain asing. Apalagi kalau datang dari negara yang sepak bolanya sudah terkenal seperti Argentina, Chile, atau negara-negara Afrika seperti Kamerun dan Nigeria. Padahal, tidak semua pemain itu berkualitas.
Carlton Cole, salah satu pemain asing terburuk di Liga Indonesia 2017.
Belum lagi adanya permainan dari agen pemain yang melihat ini sebagai ladang bisnis. Mereka menawarkan pemain-pemain berkualitas buruk tapi dipoles sedemikian rupa sehingga terlihat menawan.
Ini tentu membawa dampak negatif bagi persepakbolaan Indonesia. Pemain asing yang terlalu dibesar-besarkan melebihi kapasitas aslinya membuat klub harus mengeluarkan uang banyak untuk sesuatu yang tidak pantas. Mereka pasti rugi di sisi finansial dan di sisi mental. Belum lagi kesempatan untuk pemain lokal yang terpaksa tertutup karena jatah mereka diambil oleh si pemain asing itu.
Jadi begitulah. Pemain asing di Indonesia memang bisa membawa dampak positif, tapi sebaliknya mereka pun bisa membawa dampak negatif. Tergantung klub, dan tergantung regulasi yang mengaturnya.
Baca Juga : Inilah Semprotan Yang Biasa Terlihat Diberikan Tim Medis Untuk Pesepak Bola.
Baca Juga : Siapa Saja Yang Berhak Duduk Dalam Bangku Cadangan Dalam Sepak Bola ?
Post a Comment